Seorang ibu membuka mata di pagi hari. Kaget, karena ternyata dia bangun terlambat. Jam 05.30. Seharusnya, jam 4 pagi dia sudah bangun untuk memulai domestikan. Mungkin efek semalem begadang karena 2 orang anaknya tidak juga mau tidur.
Terburu-buru, bergegas. Jangankan menyelesaikan rutinitas pagi seperti menulis to do list, meditasi, olahraga, dan teman-temannya (silakan simak di artikel ini). Hal paling simpel pun lupa. Lupa doa bangun tidur. Lupa bersyukur atas nikmat usia. Lupa tidak memulai hari dengan senyuman - karena harus digegas aneka pekerjaan. Di pikirannya sudah simpang siur gambar pekerjaan domestik yang harus diselesaikan. Ruwet. Alhamdulillah masih tidak lupa sholat subuh - sebagai kewajiban orang beriman.
Namun rentetan efeknya tidak sampai di sana. Mood seharian kacau. Pekerjaan domestik dikerjakan apa adanya - Asal beres. Anak-anak diburu-buru persiapannya; yang penting bisa bangun dan sekolah tepat waktunya. Tanpa peduli apa yang sedang anak-anak harapkan dari orang tuanya.
Meski anak-anak sudah sekolah, urusan rumah tangga tidak usai juga. Rasanya kerjaan tidak pernah beres. Selesai satu, tumbuh seribu. Makin pusing dan mumet, tambah kesal karena seolah menyelesaikan semuanya sendiri. Tiba malam hari, badan Ibu sudah lelah, mengantuk ingin berbaring istirahat lepas lelah. Anak masih ingin ditemani bermain ke sana kemari - makin letih dan meluap-luap emosi. Hingga pada akhirnya, anak seperti terpaksa memejam karena takut dimarahin orangtuanya. Oh, menyedihkan.
Wow.. rentetan kejadian yang mungkin sebagiannya pernah kita alami. Lebih ringan, atau mungkin ada yang lebih parah. Kacaunya hari hanya karena salah perhitungan atau kurang persiapan memulainya. Perencanaan yang tidak semestinya - kekacauan siap-siap saja dirasakannya. Kejadian di atas bisa menjadi gambaran contoh seorang ibu yang sedang kacau merencanakan harinya. Tidak sempat membuat to do list, atau tidak pernah melihat contoh to do list untuk aktivitas IRT untuk bisa diterapkan?
Pekerjaan IRT pun Perlu Perencanaan
Ibu, mengelola rumah tangga merupakan pekerjaan kompleks, dan butuh perencanaan yang matang di segala aspek, agar semua berjalan dengan lancar. Rentetan daftar tugas harian, pekanan, bulanan, tahunan tidak bisa selesai dengan sendirinya. Sayangnya, tubuh pun terasa begitu terbatas untuk menyelesaikan semuanya.
Pada akhirnya, menjadikan pekerjaan dalam satu rangkaian perencanaan yang baik akan membuatnya lebih ringan untk dihadapi dan dikerjakan satu per satunya. Memang tidak bisa sekaligus semuanya, tapi minimal kita mengerti kapan mau mengerjakan apa, dan sampai kapan. Sehingga pikiran tidak terlalu penuh dengan keruwetan pekerjaan rumah tangga yang tiada habisnya.
Salah satu tools perencanaan yang paling simpel bagi seorang IRT adalah membuat to do list. Dalam artikel ini kita akan membahas membahas mengapa harus to do list, bagaimana cara membuatnya, poin apa yang penting dituliskan, dan pastinya contoh to do list untuk seorang ibu rumah tangga.
Insyaallah kita akan melangkah lebih maju dalam efisiensi dan efektivitas menjalankan rutinitas keseharian kita sebagai ibu rumah tangga.
Manfaat To Do List
- Membantu aktivitas lebih teratur dan terstruktur, sesuai kategori tertentu, misalnya urusan beberes harian, deep cleaning, agenda bersih bersih bulanan
- Efisiensi waktu kerja dan menghindari lupa atau repetisi, misalnya mengelap kompor setelah digunakan
- Membantu mengidentifikasi prioritas pekerjaan - mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, misalnya menyikat kamar mandi bisa dikerjakan di akhir pekan - tidak harus setiap hari
- Reminder pekerjaan / tugas kecil (yang biasanya terlewat), misalnya mengelap sisi lemari
- Menciptakan perasaan berhasil atas pencapaian yang berhasil di-checklist setiap harinya
- Mengurangi stress dan kecemasan. Sering kita merasa gamang, sudah cukupkah pekerjaan yang dilakukan, atau jangan-jangan masih terlalu santai, atau sudah over. Rasa cemas berkurang karena ibu tau bahwa setiap pekerjaan ada masanya (tidak harus selalu dikerjakan saat itu juga)
- Fleksibilitas. To do list justru membuat ibu lebih fleksibel untuk mengatur dan menambahkan aktivitas di antara daftar list harian yang sudah dibuat. Sebab ibu sudah tau, kapan harus melakukan setiap aktivitas/kewajiban.
Tools Membuat To Do List Sederhana (Gunakan Yang Ada!)
- Buku Jurnal/Agenda/Buku harian : bisa terhindar dari godaan distraksi HP (sebagaimana kalau kita menggunakan planner di HP). Bisa dengan membuat bullet/point daftar yang akan dilakukan.
- Aplikasi google Calender, outlook, apple calendar : membuat alarm berisi jam-jam aktivitas rutin keseharian
- Digital Planner : seperti goodnotes,
- Aplikasi perencanaan, seperti todoist, google keep.
- Papan magnet atau sticky notes : bisa tulis setiap hari to do list nya, lalu ditempel di tempat yang kita sering lihat seperti di kulkas. Checklist jika sudah dilakukan.
Perhatikan Hal-Hal ini Sebelum Membuat To Do List Pekerjaan Rumah Tangga
- Batasi jumlah tugas. Cukupkan antara 3-5 saja. Terlalu banyak memasukkan list tugas di awal hanya akan memeperbesar peluang gagal, dan membuat malas melanjutkan kebiasaan baik ini.
- Pilih tugas yang ringan, mudah, dan peluang berhasil diselesaikan tinggi. Perasaan berhasil saat menyelesaikan target akan menambah motivasi melanjutkan aktivitas baiknya.
- Buat target waktu penyelesaian, tulis di sambil setiap poin tugas. Konversi dalam menit saja. Usahakan pilih aktivitas yang durasi mengerjakannya tidak terlalu lama. Misalnya menyapu lantai rumah (10 menit), beberes kasur (3 menit), mencuci piring (10 menit). Penting supaya tidak leha-leha. Supaya sat-set (sebab pekerjaan lain sudah menunggu Ibu hehehe)
- Prioritaskan tugas. To do list itu bukan wish list. Tulis apa yang memang benar-benar akan kita kerjakan hari itu - bukan sekedar ingin dikerjakan.
- Jangan terlalu detail. Baik urusan waktu pengerjaan, maupun rincian pekerjaan. Mau mencuci piring, tulis aja cuci piring; tidak perlu ditulis juga membersihkan panci, sotil, wajan, dan lain-lain. Mau menyapu lantai, tulis aja menyapu lantai - tidak perlu dikasih detail seperti mengangkat kursi ke atas, memberihkan debu di meja terlebih dahulu, baru menyapu dari belakang rumah, dan seterusnya - ribet.
- Evaluasi dan sesuaikan. Ingat, yang sedang kita kerjakan ini bukan MUTLAK harus begitu. Selalu terbuka ruang untuk perubahan, perbaikan, pertumbuhan. Evaluasi per periode, apa yang works, apa yang tidak. Sesuaikan juga metode atau tools sesuai yang paling mudah dan cocok dengan kondisi Ibu saat ini.
.png)
.png)
Aku juga pake to do list Mbak, seruuuu jd inget harus ngapain, jd gak rungsing pikiranmya. Tp mmg hrs ada waktu khusus utk bikin to do list
ReplyDeletebetul mbak, memang harus mau mengalokasikan waktu - meski sebenarnya bisa jadi 5 menit pun selesai bikin ya mbak; tapi godaan nunda, dan akhirnya ga jadi bikin itu yg suka bikin lossss... hihihi
DeleteMantappp suka banget dengan info ini mbak. Emang ibu2 harus tertata terjadwal biar seisi rumah juga terbiasa dan mengikuti
ReplyDeleteIya mbak Liha, PR banget buat ibu ibu. Belajar teratur untuk dirinya sendiri dulu, sebelum berharap anak bisa hidup dengan teratur >.<
DeleteWow aku si yang selalu gak sempet ngelap kompor dan rapelan ngelapnya 🥲 punya to do list bagiku biar kita bs merdeka ya. Termasuk bs merdeka mempertahankan rencana kita saat ada ajakan dr org lain
ReplyDeleteHihi iya, mbak, jadi tau gitu kapan harus nolak kapan bisa "hayok". ga semua di-iya-in, karena tau bakal masih ada banyak list yang belum selesai.
DeleteYess todo do list membantu banget mbak untuk memudahkan pekerjaan
ReplyDeleteIya kak rizky, paling ga, kita jadi aware lah ya mau ngerjain apa aja.. kalau ga di-list kadang suka udah pusing sendiri, udah berasa ruwet kebanyakan list di pikiran. hehehe.. padahal kalau di list satu satu ya lebih enak dan bisa satu per satu diselesaikan
DeleteMenurutku sih gakpapa kak. To do list ini kan rencana aja. Kalau memang ada yang bisa ditunda, ya skip gak masalah. Cuma kalau skip terus jadinya bukan to do list, tapi wish list >.< #becanda kak. Godaan menunda si yaa.. mungkin perlu dikasih timer kak, buat ngelakuin kegiatan itu. Ada juga yang bilang hukum 2 menit, "lakukan aktivitas itu 2 menit saja, ga usah lama-lama". Paling ga, udah ada centang-nya nih hari ini dikerjakan. Biasanya kebawa tuh bisa selesai kerjaannya. Semoga membantu kak
ReplyDeletedan kalau kita berpikir bahwa suatu kegiatan bisa diselesaikan dalam waktu sebentar, biasanya kita lebih semangat nih ngerjainnya, "Ah, cuma bentar koq, bisa yok kerjain sekarang". Gitu sih menurutku kak
ReplyDeleteMasyaallah komplit sekali ya kak windy.. Tapi kadang2 bagi ibuibu udah rencana mau bikin to do list, akhirnya ga penuh, baru separuh jalan
ReplyDeletehihi betul mba tia.. yang penting, dimulai aja dulu ya kan >.<
DeleteWaktu kalau tidak dibagi² emang suka habis ga tau kemana kan mba🙈
ReplyDeleteAku juga tipe yang harus banget bikin to do list, kerasa lebih pede aja menjalani hari. Kalau nggak ada atau miss salah satu langsung oleng rasanya wkwk
ReplyDeletesuka banget sama artikelnya kak, aku juga tiap hari wajib banget bikin to do list. gak tau ngerasa lebih siap aja memulai hari esok kalau sudah tau apa saja yang harus dikerjakan hehe....
ReplyDeleteMasyaallah, mantap kak novita
DeleteTadi pagi aku baca ini, Aha banget. Memang kalau nggak ada tdl jadi suka oleng. makasih mbak Windy
ReplyDelete